Koreografer
Melynda Adriani
Penari
Melynda Adriani
Membuat pupur dingin adalah salah satu kebiasaan mama Melynda. Menjelang siang, pupur dingin itu dibalurkan ke wajah, tangan, dan kakinya saat panas mulai terasa. Begitupun Melynda, ia seringkali ditawarkan mamanya untuk memakai pupur dingin, meskipun hanya digunakannya saat berada di dalam rumah. Sementara itu, pupur dingin juga seringkali digunakan para petani perempuan di kampung Merasa saat ingin turun ke darat atau beraktivitas di luar rumah. Bagi masyarakat Berau, pupur dingin dipercaya sebagai pembawa kebaikan sekaligus memberikan rasa dingin bagi pemakainya.
Kalau mengingat betapa panasnya Berau, kami tidak pernah lupa bagaimana panas ekstrim yang melanda daerah kami di pertengahan tahun 2023 kemarin. Beberapa riset menyajikan data bahwa 8,5 persen kasus kematian bertambah karena peningkatan panas di Berau. Fenomena ini mengganggu aktivitas warga di lapangan. Khususnya petani perempuan yang harus bersusah payah untuk beradaptasi. Mereka harus pergi ke ladang lebih pagi, yang artinya ia juga harus mengubah jadwal memasak dan mencuci di sungai.
Oleh karena itu, performance ini mencoba untuk merespon isu tersebut melalui tradisi bepupur dingin.
Ditulis oleh Nella Putri Giriani
Performance ini bagian dalam Diseminasi Residensi Pelaku Budaya Nella Putri Giriani, Berau 2024.